Surabaya, 27 Mei 2010
Dibanding masakan western, masakan eastern bisa dibilang lebih rendah lemak. Pilihan menu makanan timur yang segar dan nikmat adalah SUKIYAKI. Sukiyaki adalah masakan Jepang yang menyerupai shabu-shabu di China dan Thaisuki di Thailand. Sukiyaki terdiri dari irisan daging sapi yang sangat tipis, sayur mayur seperti sawi, daun bawang, taoge, jamur enoki, shitake, dan tofu. Kuahnya yaitu soyu dicampur dengan sedikit gula putih. Cara memasaknya yaitu direbus dalam sebuah periuk besi, atau kuali dari tanah liat. Periuk ini diletakkan di atas meja makan, dan disantap panas-panas. Hampir mirip shabu-shabu, cara menyantapnya yaitu irisan daging sapi tersebut dicelupkan dulu ke dalam telur ayam yang sudah dikocok, kemudian celupkan lagi ke kuah yang ada dalam periuk. Tentu saja cara mencelupnya dengan sumpit(hashi), bukan dengan sendok atau garpu. (http://baltyra.com/2010/04/17/sukiyaki)
Salah satu restoran yang menyajikan menu sukiyaki di Surabaya adalah Surabaya Suki (Jl.Raya Gubeng Surabaya). Sekilas dari luar restoran ini terlihat sepi, saya sempat tidak terlalu yakin untuk bersantap ria di sana. Pertimbangannya adalah pertama, restoran sepi itu kebanyakan makanannya kurang sip 🙂 dan ke dua jangan-jangan harganya membunuh kantong… Tapi tidak ada salahnya untuk dicoba.
Saat saya mulai memilik-milih menu, pelayannya menawarkan beberapa menu masakan china. Saya jadi kembali bertanya-tanya ini restoran china atau Jepang ya ? tapi karena dari awal saya sudah tertarik dengan kata “suki” yang menimbulkan hasrat memakan sukiyaki, so, saya pun kembali fokus pada pilihan sukiyaki saja. Setelah memilih sukiyaki sebuah trolley berisi bahan-bahan makanan mendekat kemeja kami. Ternyata diluar bayangan saya bahwa sukiyaki akan disajikan lengkap dalam sebuah talam besar, disini anda boleh memilih sendiri ingredient sukiyaki sesuai dengan selera anda sendiri. Menarik 🙂
Pada trolley itu tersedia beberapa sayur-sayuran, daging non-fat yang sudah di iris tipis, tofu, berbagai macam bahan olahan dari ikan, kepiting, udang dan masih banyak lagi. Saya serasa sedang berbelanja ditoko sebelum memasak sendiri masakan sukiyaki yang saya inginkan.
Setelah memilih, satu persatu bahan tersebut dimasukkan ke dalam tungku besi oleh seorang pelayan lain, memasukkannya pun ternyata berteknik.. (hhehhee…pada kunjungan pertama, saya serasa udik 🙂 ) Bawang putih cincang dimasukkan terlebih dahulu untuk memperkuat rasa dan aroma, selanjutnya bahan olahan, bagian sayur yang keras dan tungkupun ditutupnya. Beberapa menit kemudian baru dimasukkan sayur-sayuran, jamur dan terakhir adalah irisan tipis daging non-fat tersebut.. hooohh, lagi-lagi pertunjukan yang menarik.
Tiba saat masakan siap disantap, saya sudah merasa sangat lapar karena harus menunggu tahap demi tahap proses memasak sukiyaki. Suapan pertama sengaja tanpa campuran saus (menurut saya adalah campuran tauco dan beberapa ingredient lainnya), saya menemukan rasa gurih pada kuahnya, hampir menyerupai kuah sup tapi tidak terlalu asin, paduan rasa bawang putih dan kaldu sangat mendominasi. Keberadaan saus yang disajikan dalam mangkuk mungil membuat saya tergiur untuk mencelupkan sehelai daging ke dalamnya, ternyata saus inilah yang kemudian memberikan citarasa sedap pada tiap bahan yang direbus dalam periuk besi itu.
Saya rasa tahapan memasukkan sayur ke dalam periuk yang dilakukan terakhir dengan alasan agar sayur-sayur tersebut dapat dinikmati dalam keadaan yang masih segar dan tidak terlalu matang. Tekstur sayur masih terasa crunchy dimulut, belum terlalu lembek dan layu. Periuk yang diset selalu hangat membuat citarasa sukiyaki ini sama hingga suapan terakhir.
Saya masih bisa merasakan kematangan yang merata pada tiap-tiap bahan yang dimasukkan, tidak dingin ataupun sudah gosong (hangus karena suhu yang terlalu panas). Untuk kondisi tubuh yang kurang fit, rasanya masakan ini bisa jadi alternatif makanan penggugah selera karena tubuh terasa lebih nyaman dan segar saat menikmati sajiannya. Lagi pula bahan yang digunakan dalam sajian masakan ini adalah bahan yang sehat, terdiri atas sayur-sayuran, jamur, daging, ikan, dan berbagai pilihan lainnya yang rendah lemak dan bebas minyak.
Untuk sajian sukiyaki di Restoran Surabaya Suki saya rasa lumayan lah untuk menyegarkan badan dan menggugah selera makan. Saya rasa sajian sukiyaki di resto ini telah dimodifikasi pada selera masakan china sehingga lebih menyerupai shabu-shabu namun dimasak dengan cara sukiyaki (keduanya memang sangat serupa)
Saya merekomendasikan anda untuk mencobanya di resto ini, range harga menurut saya lumayan mahal, tapi untuk citarasa dan pelayanan yang kita terima, saya rasa seimbang dengan harganya. Namun seandainya ada referensi lain yang memberikan citarasa sukiyaki yang lebih original, akan lebih baik memulanya pada tempat yang tepat. 🙂
itadakimasu… :))